Balik lagi ke bahasan soal tampar menampar 😁
Tapi bener lho, gegara tamparan dari mba Musyrifah waktu itu, aku jadi inget apa yg aku janjikan pada diri sendiri. Tuing tuing langsung kepikiran deh "eh iya dulu aku janji akan berusaha begini kalau seandainya aku begini"
Akan aku ceritakan singkatnya arti begini begini diatas tadi.
Pertama kali sampai di Taiwan (TKI), di PK (perjanjian kerja) adalah ngurusin kakek umur 91 th yg masih sehat. Nah begitu sampai ditempat kerja aku disambut oleh 5 ekor anjing, didalam masih ada 2 ekor babi dikandang, kerjanya kesawah, kebon, motongin kayu, nyangkul, ngurusin bebek, mendidihkan air untuk mandi 9 orang dan pekerjaan berat lainnya untuk seorang yg mungil dan imut imut gini (boleh ketawa 😁)
Oke, setidaknya aku masih bisa bertahan, walaupun nyari tempat buat sholat susah banget nyempil disela sela barang digudang, itupun cuma bisa sholat dzuhur kalau tidak kesawah...karna g ada waktu buat ganti pakaian bersih (rumah tidur dan kerja pisah)
Karena anggota keluarga ga da yg bersikap ramah kecuali mantunya kakek, akhirnya aku minta pindah. Tapi yg aku dapet cuma omelan dari penerjemah. Dan bertahanlah 2 bulan sudah.
Tapi suatu ketika....jeng jeng jeng.....😨😨😨
Si kakek sakit, dan ku papah lah jalan nya, sehari dua hari masih baik baik saja. Ketiga harinya...... Saat anak cucunya kerja, mantunya tidur, dan aku berdua sama kakek didepan rumah...tiba tiba kakek ngajak ngobrol, padahal selama aku disana dia benci banget ke aku...
Waktu aku dan kakek duduk bersebelahan jarak 1 meter lebih (nemenin kakek istirahat)
Kakek : (mengeluarkan segepok uang dari saku) " nih aku kasih kamu uang (kira kira Rp 12 jutaan), tapi kamu teeeeeeeeeeet sensor. (Sesuatu yg tidak pantas dibicarakan yg hanya suami istri yg tau)
Aku : ngga mau ( waktu itu masih minim bahasa jadi cuma jawab itu sambil setengah teriak dan menjauh)
Kakek : "kalau kamu ngga mau ya udah kamu pergi dari sini, aku ngga butuh kamu" teriaknya.
Hampir setiap hari diusir sama kakek.
Yang ada dipikiranku waktu itu cuma gimana caranya pindah. Aku lapor ke mantunya kakek, dan ternyata beliau mendengar percakapanku dengan kakek dan menyuruhku pindah saja. Mungkin ini memang hal yg menyedihkan, menjengkelkan, menakutkan. Tapi ya cuma inilah satu satunya cara aku bisa pindah. Meskipun aku ngga suka, tapi aku tetap bersyukur karna sikap kakek aku jadi bisa keluar dari rumah itu.
Dan aku membuat janji untuk diriku sendiri. Jika aku mendapatkan pekerjaan yg lebih baik, waktu longgar, akan ku pergunakan sebaik baiknya merubah diri. 5 waktuku terjalani tiap harinya, ngaji dan melakukan perbaikan diri.
Dan Alhamdulillah MasyaAllah Allahu Akbar...
Allah memang Maha pemurah, Maha mendengar Maha segalanya....
Dalam waktu 4 hari aku dapat pekerjaan yg 180° berbanding terbalik dari yg sebelumnya.
Dan Alhamdulillah pekerjaanku dirumah itu tuntas sampai kedua orang tua yg kujaga (kakek dan nenek) meninggal dunia. (Di rumah inilah awal aku mengenal SILAT.)
Dan sekarang ini aku bekerja di rumah anak dari mendiang kakek dan nenek.
Alhamdulillah bebas ibadah asal pekerjaan beres.
Shabat hijrah...
Ternyata aku barusan bikin cuplikan novel ya...😀
Yah begitulah pengalaman mengerikan tapi penuh makna. Karena dari situlah aku memutuskan untuk hijrah. Dari situ juga aku belajar sabar yang bener bener ekstra sabar menghadapi keluarga dan kakek yg tidak pernah saling menyapa. Kakek main kabur kaburan. Tenaga terkuras sampe kurus kering 38 kg, badan g pernah bersih kecuali mau tidur. Hampir menyerah dan ingin pulang, tapi aku tidak bisa untuk menyerah dan menolakbm menyerah. Aku slalu berfikir "aku punya Allah... yg g mungkin ngasih cobaan yg aku g mampu..."
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya"
(lengkapnya buka Q.S AL Baqaraah, 286)
Dan kalau kata Abi mah..
"Nothing impossible for Allah"
"Tak ada yg tidak mungkin bagi Allah"
Misalkan aku memang harus gagal disini pasti akan ada rencana lainya yg sudah Allah siapkan untuku.
Dan aku hanya bertahan selama 3 bulan.
To be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar